Monday, 17 October 2016

Kelebihan dan Kekurangan Pariwisata Gilitrawangan

          Gili Trawangan yang mulai populer sejak para traveler mengeksplor keindahan lain selain Pulau Bali. Sang saudara kembar Bali yaitu Pulau Lombok yang memiliki gugsan pulau-pulau kecil di sekitarnya menjadi tujuan mereka selanjutnya.  Gili Trawangan adalah sebuah pulau yang memiliki banyak kelebihan dibanding beberapa obyek wisata pulau kecil lainnya di Indonesia. Dengan konjsep all in one water sport and water tourism, Gili Trawangan, di segala sisi wilayahnya adalah surga lain bagi penikmat olahraga air, mulai dari olahraga air murah meriah macam snorkling, yang lebih mahal macamdiving, atau yang extrememacam surfing dan ski air. Enaknya lagi, Gili Trawangan terletak tidak terlalu jauh dari “pulau induknya”, bandingkan dengan gugusan Nusa di tenggara Bali (Nusa Penida, Lembongan, dan Ceningan).

       
        Gili Trawangan adalah salah satu bentuk pengejawantahaneco tourism, setidaknya melihat fakta bahwa di Gili Trawangan tidak diperbolehkan adanya penggunaan kendaraan bermotor dalam jenis paling sederhana sekalipun. Jadi sepeda, cidomo (sejenis delman dengan roda mobil), dan berjalan kaki adalah pilihan utama untuk berpindah tempat di Gili Trawangan.
Harus kita akui jika Gili Trawangan sudah menjadi sangat ramai dan butuh penataan yang lebih serius dari pemerintah lokal. Bagaimana harus ada regulasi dan pengaturan tentang pembangunan hotel, resort, restoran, dan homestay yang lebih eco friendly. Jangan sampai terjadi salah urus layaknya beberapa kawasan wisata di Bali yang akhirnya menghasilkan perdebatan panjang tentang tata ruang wilayah. Mumpung masih di awal dan belum menjadi ladang utama para penanam modal yang rakus dan tidak memperdulikan tata ruang dan analisa dampak lingkungan.
Di samping itu, Gili Trawangan memerlukan penataan jalan yang menjadi akses utama bagi para wisatawan yang ingin berkeliling pulau dengan sepeda. Belum adanya jalur yang nyaman untuk berjalan kaki dan bersepeda bagi para pengunjung tentu menjadi nilai minus tersendiri untuk Gili Trawangan.  Di beberapa titik masih terdapat jalur yang berpasir, berlumpur, dan becek yang tidak nyaman untuk para wisatawan. Menurut saya, lebih baik jika dibuat jalur yang terpisah antara pejalan kaki, pengguna sepeda, dan cidomo. Akses berupa jalan setapak berpaving bisa menjadi alternatif demi kenyamanan pengendara sepeda dan pejalan kaki. Namun tentu pelaksanaan land improvement ini jangan sampai mengurangi eksotisme wisata pantai. Solusinya rekrut tenaga-tenaga muda yang memiliki banyak ide cemerlang di otak mereka.


      Pengoperasian cidomo juga harus memiliki regulasi tersendiri sehingga jangan sampai terjadi kawasan wisata yang jorok akibat terdapat banyak kotoran kuda yang berserakan. Harus terdapat sosialisasi bagi para penyedia jasa cidomo untuk ikut menjaga kebersihan kawasan wisata.









Solusi untuk menanggulanginya adalah..

Pemerintah harus lebih memperhatikan ketersediaan akses jalan dan sekaligus kebersihan wilayah sekitar akses Menuju Gilitrawangan,maupun di dalam area wilayah Gilitrawangan tersebut.

Jadi wisatawan domestik maupun Mancanegara akan lebih merasa nyaman dalam menikmati objek wisata tersebut.

No comments:

Post a Comment